Logo Terbaru

Logo Terbaru

Jumat, 10 Desember 2010

Yuk Mengenal Ayam Arab




Ayam arab biasa disebut dengan Brakel Kriel-Silver yaitu ayam yang unggul di belgia, memiliki tingkat produktifitas yang tinggi. Di Indonesia, ayam asli belgia ini lebih dikenal dengan sebutan ayam arab. Konon, julukan ini lahir karna ayam braekels dibawa ke Indonesia oleh tenaga kerja ( TKI) dan jemaah haji yang pulang dari Arab Saudi. Sebutan ayam arab ini juga semakin klop jika dilihat padanan warna bulu putih di bagian kepala dan lehernya, sehingga seolah-olah ayam ini tampak mengenakan jilbab putih di kepalanya. Namun, versi lain menyebutkan, ayam arab sebenarnya telah masuk ke Indonesia pertama kali sekitar tahun 1980/an tepatnya dibatu, Malang oleh peternak, ayam ini dikembangkan dari menetaskan telur ayam yang berasal dari Arab Saudi setelah menetas, peternak tersebut kemudian menyilangkan pejantannya dengan betina lokal petelur, sehingga dihasilkan ayam dengan warna putih bertotol-totol hitam. Para peternak ayam arab umumnya sepakat untuk mengatagorikan ayam arab sebagai ayam buras. Alasannya, warna dan bentuk telur yang dihasilkan seperti ayam kampung, yakni bewarna putih dan berukuran kecil.
Penampilan ayam arab sangat cantik sebagai ayam hias di perkarangan rumah. Sifatnya lincah, gemar bercengkerama, dan rajin bergerak. Sosok dan warna bulu ayam arab sangat menarik. Pola warna bulunya sangat indah dan berbeda dengan pola bulu ayam buras yang sering terlihat di indonesia. Jantan arab mempunyai daya seksual yang tinggi. Prilakunya yang gemar kawin jika disodori ayam betina, tidak sampai 5 menit, jantan ayam arab bisa tiga kali kawin. Sosok ayam arab jantan tumbuh tegak setinggi 30 cm. Bobot dewasa 1,5kg -1,8kg, jengger tunggal, tubuh berbentuk segi empat mirip kotak, berbulu tebal, ketika berkokok suaranya nyaring. Sosok ayam betina dewasa tumbuh setinggi 22-25 cm. Bobot dewasa 1,1kg- 1,2 kg. Kepala berjengger merah, berbulu tebal, selkama berusia produktif ayam betina dewasa rajin bertelur , hampir setiap hari menghasilkan telur. Potensinya menjanjikan jika dikembangkan sebagai ayam petelur mencapai 180-250 pertahun, per ekor dengan berat telur 42,3 gram. Dengan besar volume pada kuning telur mencapai 53,2% dari total berat telur. Keunikan ayam arab, sifatnya lincah dan agak liar sehingga sulit untuk didekati meskipun pemeliharaannya sudah lama, sifat tersebut tidak dapat dihilangkan. Perangainya senantiasa waspada dan penuh curiga, jika ada orang mendekat ayam akan lari dan ribut berterbangan.

1 komentar:

  1. mbak,saya sangat tertarik dan ingin mencoba beternak ayam arab trsebut,dimana saya bisa membeli DOC nya dan berapa harga per ekor,lokasi saya di desa korek sui ambawang, trims.

    BalasHapus